Sumarjono menambahkan bahwa penggunaan QRIS akan memperluas akseptasi pembayaran non-tunai. Sementara upaya peningkatan literasi keuangan melalui program Cinta Bangga Paham Rupiah akan membantu masyarakat memahami keaslian uang Rupiah dan bijak dalam mengelola keuangan.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Tengah, Sujarwanto, yang berpesan agar para Insan Perintis memanfaatkan kesempatan ToT ini untuk memperluas wawasan, menimba ilmu, dan menjalin networking.
“Peran Insan Perintis sangat vital dalam membantu pemerintah meningkatkan literasi, inklusi, dan digitalisasi keuangan masyarakat sampai pelosok desa/kelurahan,” kata Sujarwanto.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Nita Rachmenia, menjelaskan bahwa digitalisasi yang inklusif dan berkelanjutan akan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat dan pelaku usaha.
“Digitalisasi meningkatkan efisiensi, kemudahan, dan keamanan dalam bertransaksi. Sinergi antara Otoritas, Industri Jasa Keuangan, dan Pemerintah Daerah sangat penting untuk mencapai manfaat ini,” jelas Nita.
Implementasi program Perintis Keuangan akan berlangsung dari 15 Juli hingga 29 September 2024, dengan puncak kegiatan Insan Perintis Jawa Tengah direncanakan pada bulan Oktober bersamaan dengan Bulan Inklusi Keuangan dan Hari Sumpah Pemuda.
Dengan sinergi dan kolaborasi yang baik antara OJK, Bank Indonesia, dan Pemerintah Daerah, diharapkan ekosistem keuangan digital di Jawa Tengah akan semakin kuat dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto