SEMARANG, iNEWSDEMAK.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Tengah melaporkan bahwa kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayahnya hingga November 2024 dalam keadaan stabil dengan kinerja yang positif. Pertumbuhan kredit perbankan mencapai 5,11% year-on-year (yoy), dengan total penyaluran kredit sebesar Rp426,35 triliun.
Kredit/pembiayaan Bank Umum, termasuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, tumbuh 5,53% yoy menjadi Rp388,01 triliun. Sementara itu, kredit/pembiayaan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) meningkat 1,07% yoy menjadi Rp38,34 triliun.
Pertumbuhan kredit didominasi oleh kredit investasi dan konsumsi, masing-masing sebesar 9,03% yoy dan 8,40% yoy. Sektor perdagangan besar dan eceran menjadi penyumbang terbesar penyaluran kredit dengan porsi 29,93%, diikuti oleh industri pengolahan (15,74%) dan sektor konsumtif (10,88%).
Dukungan perbankan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga menunjukkan tren positif, dengan pertumbuhan kredit sebesar 2,82% yoy menjadi Rp208,76 triliun. Share kredit UMKM terhadap total kredit mencapai 49,03%, menunjukkan peran penting sektor ini dalam perekonomian Jawa Tengah.
Kualitas kredit perbankan di Jawa Tengah tetap terjaga. Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross Bank Umum tercatat sebesar 4,61%, sedangkan NPL gross BPR dan BPRS berada di angka 16,03%. OJK menilai kondisi perbankan Jawa Tengah kuat dan tangguh dalam menghadapi dinamika ekonomi.
Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah, Sumarjono, menyatakan bahwa perbankan di Jawa Tengah didukung oleh tingkat permodalan yang kokoh, likuiditas yang memadai, dan penerapan manajemen risiko yang baik. "OJK memandang bahwa kondisi perbankan Indonesia saat ini berada dalam posisi yang kuat dan tangguh (resilient) untuk menghadapi berbagai dinamika perekonomian," ujarnya.
OJK juga terus mendorong peningkatan literasi keuangan dan perlindungan konsumen melalui berbagai program edukasi. Hingga November 2024, OJK Jawa Tengah telah melaksanakan 172 kegiatan edukasi dengan total peserta mencapai 56.881 orang.
Selain itu, OJK Jawa Tengah juga aktif menerima pengaduan dari masyarakat melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK). Hingga November 2024, terdapat 1.079 pengaduan yang masuk, dengan sektor perbankan menjadi penyumbang terbanyak (617 pengaduan).
Dengan berbagai upaya ini, OJK Jawa Tengah berharap dapat terus mempertahankan kinerja positif sektor perbankan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan akses keuangan yang inklusif dan berkelanjutan.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto