DEMAK - Sejumlah pria dengan memakai busana adat Jawa dan udeng (ikat kepala) terlihat duduk bersila di Kolam Segaran Komplek Makam Sunan Kalijaga di Kelurahan Kadilangu Kabupaten Demak Jawa Tengah.
Sembari memegang busur dan anak panah, para pria yang rata rata sudah berumur itu terlihat serius melihat sasaran di depannya.
Begitu terdengar bunyi gong, mereka kemudian melepaskan anak panah ke sasaran yang berjarak 30 meter dari tempat duduk dengan diiringi alunan gending Jawa.
BACA JUGA :
Ini 5 Suku di Indonesia yang Punya Kekuatan Sakti
Ya, para pemanah itu tengah mengikuti Jemparingan Kalijagan yang digelar oleh Lembaga Adat Kadilangu, Sabtu (9/7/2022). Tradisi Jemparingan atau panahan merupakan olah raga tradisional yang konon sudah ada sejak jaman kewalian.
Mike Santana, Ketua Panitia Jemparingan Kalijagan menuturkan, kegiatan tersebut masuk dalam rangkaian tradisi penjamasan pusaka Kanjeng Sunan Kalijaga yang digelar tahun ini.
Jemparingan atau panahan itu sendiri sudah ada sejak jaman kewalian dan salah satu olahraga yang di sukai oleh Rasulullah SAW.
“Kita nguri-uri Jemparingan ini, untuk melestarikan tradisi leluhur yang juga sesuai dengan syariat Rasullullah,” kata Mike.
BACA JUGA :
Kisah Sunan Ngudung, Panglima Perang Demak yang Gugur Melawan Majapahit
Sebanyak 18 peserta mengikuti acara Jemparingan ini. Mereka dari komunitas Jemparingan yang berasal dari Jogyakarta, Semarang, Pati, Jepara dan Demak.
Masing-masing peserta mendapat kesempatan untuk membidikan anak panahnya ke sasaran sebanyak 17 rambahan (ronde). Setiap rambahan terdiri dari 5 bidikan anak panah. Angka 5 sebagai simbol rukun Islam atau sholat lima waktu.
Editor : Pipit Widodo