WASHINGTON D.C. - Dalam upaya mengapresiasi para pemelajar di Kelas Bahasa Indonesia Musim Semi Tahun 2022, sebuah pagelaran dengan tema “Memahami Indonesia dan Amerika Serikat melalui Bahasa” digelar oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, D.C. melalui Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Washington, D.C. pada Kamis, (30/6/2022).
Dalam sambutannya saat membuka acara, Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Amerika, Rosan Perkasa Roeslani, menyatakan kebanggaannya dapat menyaksikan para pemelajar menampilkan keterampilan berbahasa Indonesia mereka yang berasal dari 25 negara bagian dan tersebar di 75 kota di AS.
“Kemampuan menuturkan Bahasa Indonesia yang dibawakan hari ini, antara lain: menjelaskan tentang fauna orang utan, cara membuat minuman kopi, dan berbicara tentang hewan peliharaan. Kemudian, kemampuan berbahasa Indonesia juga diwujudkan dalam bentuk menyanyi dan membaca puisi. Menariknya, salah satu peserta mempresentasikan tentang "Kuntilanak", cerita hantu asal Indonesia,” ungkap Dubes Rosan.
Merespons hal tersebut, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Washington, D.C., Popy Rufaidah, mengungkapkan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah mendukung suksesnya kelas Bahasa Indonesia musim semi tahun ini.
Kepada peserta Kelas Bahasa Indonesia yang tampil menuturkan keterampilan berbahasa Indonesia tesebut, Atdikbud Popy menyatakan, “Anda semua adalah Duta Bahasa Indonesia yang berkontribusi meningkatkan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat. Perlu diketahui, tahun ini merupakan tahun ke-73 hubungan diplomatik Indonesia dan Amerika Serikat.”
Dua instruktur yang merupakan anggota Consortium for the Teaching of Indonesian di Amerika Serikat (USA-COTI), Andang Purnama dan Nona K. Norris, dan para pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dari Kemendikbudristek yang terdiri dari: Bunga Mastari, Wimbo Wicaksono, Berlin Adi Pranedya, Ihsan Faris, serta I Kadek Sanjaya, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kesempatan mengajar yang diberikan KBRI Washington D.C.
“Kami bangga bisa turut mempromosikan Bahasa Indonesia kepada para penutur asing. Semoga ke depannya lebih banyak warga Amerika Serikat yang menguasai Bahasa Indonesia,” ucap Andang.
Sembilan penampil dari Kelas Pemula mempresentasikan kemampuan berbahasa Indonesia mereka. Gina Beck, dosen mata kuliah Musik di Catonsville, Maryland, dan Kyle Olsen, wartawan asal Danville, California, memperkenalkan dan mendeskripsikan diri mereka dalam Bahasa Indonesia.
Sementara Patricia Kerns, pensiunan asal Piedmont, South Carolina, membacakan sebuah tulisan tentang Ibu Kartini. Sebuah cerita dengan judul “Cupid” yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dibacakan oleh Meg Ahern. Selain itu, keindahan alam Papua Barat rupanya menarik perhatian Meena Haribal sehingga memutuskan untuk menuturkannya kepada audiens yang hadir.
Ada juga Ben Ivory, pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) berasal dari Utah, yang mengajak penonton berjalan-jalan ke Utah untuk melihat seperti apa suasana Utah. Sedangkan Daniel Alpert yang tinggal di Potomac, Maryland berpartisipasi dalam acara dengan menjelaskan alasannya belajar bahasa Indonesia. Guru asal Bethesda, Maryland, Deborah Schwartz, yang hobi jalan-jalan, mencoba membagikan tentang kegemarannya ini.
Peserta terakhir dari Kelas Pemula adalah Mia Venezia, yang merupakan mahasiswa asal Baltimore, Maryland. Dengan penuh keyakinan, Mia mempresentasikan riset tentang aplikasi hukum Syariah di dunia medis di Aceh.
Acara berlanjut dengan menampilkan pemelajar kelas Menengah. William Aguado, Peneliti/Ahli primata asal San Diego, California, tampil mempresentasikan tentang orang utan. Bukan hanya itu, Wendy Zales asal Sacramento, California, mencoba menampilkan hewan peliharaannya.
Sedangkan Isabelle Betancourt yang tinggal di Philadelphia, Pennsylvania, dan Daniel Coker, pelajar SMA asal Charlotte, North California ambil bagian dengan masing-masing membawakan lagu populer asal Indonesia yang berjudul “Bertemu Tetangga Serangga-Serangga Kita” dan “Ruang Sendiri”, karya musisi tanah air, Tulus.
Sebuah lagu yang tidak asing di telinga masyarakat Indonesia karya kelompok musik Peter Pan yang berjudul “Menghapus Jejakmu” dinyanyikan oleh dosen asal Bloomington, Indiana, Sadi Phillips. Sementara Tasia Mallombasang, pelajar asal Bethesda, Marryland, turut menyumbangkan suaranya dengan membawakan lagu berjudul “Dari Mata” dari musisi Indonesia, Jaz.
Tak berhenti di situ, acara bahkan semakin semarak dengan penampilan Kristen Spangeberg, bernyanyi lagu dangdut berjudul “Sekuntum Mawar Merah”. Sementara itu, sebuah penampilan unik dari Paul Oman, pengacara yang berdomisili di Woodbridge, West Virginia, berhasil mencuri perhatian pemirsa dengan permainan alat musik bernama Keteng-Keteng.
Doris Macdonald, pensiunan dosen bahasa Inggris yang menetap di Dekalb, Illinois memilih membaca puisi gubahan penyair Indonesia Joko Pinurbo berjudul “Kapan Lagi” sedangkan Olivia Sears, penerjemah yang menetap di San Francisco, California membaca puisi dengan judul “Ke Pelabuhan” karya Toeti Heraty.
Chief Executive Officer (CEO) perusahaan kopi dan rempah berasal dari Iowa, Jefferson, Milan Kucerak memamerkan kemahirannya menyeduh kopi. Di sisi lain, Ramil Mercado, mahasiswa asal Oceanside, California menggunakan kesempatan ini untuk membagikan pengalamannya kebingungan dalam belajar bahasa Indonesia. Uniknya, guru SMA asal Tucson, Arizona justru memilih untuk mempresentasikan Kuntilanak, cerita horor Indonesia.
Pagelaran musim semi tahun ini juga diikuti juga oleh empat pemelajar dari kelas Mahir. Aurelia Marie Vanderwilde, mahasiswi asal Decatur, Georgia, memilih untuk membahas dampak pameran dunia, World Fair, terhadap Indonesia dan Amerika Serikat. Sedangkan Zachary P. Yarosz, yang berprofesi sebagai pegawai Akuarum Nasional di Baltimore, Marryland, mempresentasikan sebuah band dari kota Yogyakarta Bernama Senyawa.
Margot Lederer, konsultan asal Berkeley, California, memberi paparan tentang pemuda milenial Indonesia dalam konteks politik. Sedangkan peserta terakhir dari kelas Mahir, Llaneza Arias, seniman yang berdomisili di Madrid, tertarik untuk memperkenalkan Suku Olmec dan Nusantara.
Aurelia Marie Vanderwilde juga ditunjuk menjadi pembawa acara malam itu bersama rekannya Evan, yang merupakan pemelajar di Kelas Menengah Atas yang tinggal di Virginia.
“Rencananya, program serupa akan dibuka kembali oleh KBRI Washington, D.C., untuk musim gugur yang akan datang,” terang Atdikbud Popy.
Menanggapi para pemelajar, Atdikbud Popy merasa optimis dengan antusiasme dan perkembangan seluruh kelas. “Mereka benar-benar berusaha menampilkan kemampuan berbahasa Indonesia terbaik mereka,” ucap Atdikbud Popy.
Editor : Setia Naka Andrian