MALANG - Universitas Brawijaya (UB) buka suara soal peretasan data pribadi alumni mahasiswanya. Pihak UB telah melakukan investigasi dan membenarkan adanya peretasan data alumni mahasiswa UB.
Kabag Humas Universitas Brawijaya (UB) Kotok Guritno membenarkan, data-data pribadi alumni mahasiswa Universitas Brawijaya diretas oleh hacker. Pihak kampus awalnya mengetahui data tersebut bocor di informasi dari media sosial.
"Jadi akhir-akhir ini hacker mulai menyerang, UB ini termasuk yang salah satu kena hack. Data alumni 2020, Tahunya tanggal 10 dapat informasi dari media sosial," ucap Kotok Guritno, pada Selasa (13/9/2022).
Dari sanalah akhirnya tim IT Universitas Brawijaya bergerak mengeceknya. Saat dicek diketahui ternyata hacker mulai menyerang tanggal 3 September 2022 l, puncaknya ketika ada informasi dari media sosial yang beredar tanggal 10 September 2022.
"Data pribadi alumni, ada data nama, NIM, lulusan tahunnya, indeks prestasi kumulatif, ada nomor handphone juga, jadi itu kan untuk tracing saja sebenarnya," ungkap dia.
Tetapi secara keseluruhan masih belum diketahui data-data mana saja yang berhasil diretas oleh hacker. Pasalnya tim IT Universitas Brawijaya tengah melakukan analisa dan proses pengamanan data-data lainnya. Namun pasca peretasan data itu, sistem server di UB dipastikan tidak ada yang down atau mengalami gangguan.
"Belum tahu kevalidan data mana yang dicuri, masih menunggu analisa tim IT yang dicuri," kata dia.
Kotok juga memastikan bahwa sistem pengamanan siber di UB telah berjalan maksimal dan tidak dibuat asal-asalan. Oleh karena itu pihaknya tengah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), termasuk tengah membahas secara internal sistem pengamanan data pribadi.
"Cukup baik karena semua sudah dilakukan, namanya sistem secanggih apapun rentan dibobol. Kami sudah membuat langkah-langkah seaman - amannya. Saat ini mengambil langkah-langkah analisis dan evaluasi semua yang perlu dan koordinasi dengan pihak BSSN. Untuk mengambil langkah-langkah pengamanan akun yang dimiliki UB," tuturnya.
Selama ini dikatakan Kotok, seluruh civitas akademi UB dan alumni sudah diminta menjaga privasi data-data yang telah tersimpan di database. Salah satunya dengan mengingatkan agar mengganti password dan menggunakan password sesuai standar.
"Disarankan itu (penggantian password), djaga benar privasi cara untuk pengamanan. Pengamanan akun memang salah satunya adalah mbuat password yang sesuai standar. Standar seperti apa, disarankan harus menggunakan huruf kapital, angka, tanda baca, yang sebenarnya 8 digit," paparnya.
Nantinya jika memang diketahui siapa pelaku peretasannya, maka UB tak segan untuk melaporkan ke pihak terkait karena dianggap melanggar hukum.
"Kalau itu ketahuan ya nanti akan koordinasikan dengan BSSN. Kalau melanggar undang-undang ITE pasti kita akan laporkan ke pihak berwenang," pungkasnya.
Editor : Setia Naka Andrian