“Awal mulanya mereka (Jefri dan Nesta) kepingin bisa nari tradisional jawa, kemudian meminta saya untuk melatih tari, dari situlah mulai ada tawaran nyucuk lampah. kemudian kami bentuklah grup ini, dari situ banyak tawaran untuk ndagel dan pertunjukan tari di berbagai even, dari Demak hingga luar kota seperti Cilacap dan Grobogan,” kata Ika.
“Saya yang menggagas agar grup ini harus memiliki identitas, nama logo, dan lain-lain. Akhirnya kita menyepakati dengan nama D’Cangik,” lanjutnya.
Mereka kini sering pentas dengan seni tari, dagelan, dan cucuk lampah pada hajatan pernikahan. Tiga remaja yang memiliki talenta seni ini bertekad untuk terus menguri-nguri budaya Jawa melalui panggung hiburan.
“Untuk beberapa even misal kalau dibutuhkan lebih dari 3 orang. Biasanya kita mengajak partner-nya D’Cangik,” tambahnya.
Grup D'Cangik juga tercatat sebagai anggota Forum Kesenian Media Tradisional atau FK METRA di bawah naungan Dinas Komunikasi dan Informatika Demak. Sebagai mitra kerja dalam menjalankan misi diseminasi informasi yang merupakan bagian tupoksi dari Dinas Kominfo Demak.
Editor : Enih Nurhaeni