Garis keturunan Sunan Ngudung, menurut Prihananto apabila ditarik ke atas, maka akan muttashil atau terhubung hingga ke Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, melalui jalur Sayyidah Fatimah al Zahra berputra Zainul Abidin berputra Zainul Hakam berputra Zainul Husain berputra al Zain al Kabir berputra Najmudin al Kabir berputra Najmudin al Kabir berputra Syam'un berputra Ustar berputra Abdullah berputra Abdurrahman berputra Mahmud Akbar berputra Najmuddin Akbar, kemudian berputra Ibrahim al Asmar.
Dalam memimpin penyerangan ke Majapahit, Sultan Ngudung akhirnya gugur. Dilansir dari kisahsejarah.id, disebutkan dalam Babad Majapahit dan Para wali, Sunan Ngudung menjadi panglima perang Kesultanan Demak, ketika bertempur melawan Kerajaan Majapahit.
Raja Kesultanan Demak, Raden Patah melakukan penyerangan ke Majapahit, diduga karena Majapahit telah jatuh ke tangan Kerajaan Kadiri.
Saat Majapahit jatuh ke tangan Kadiri, rajanya adalah Brawijaya V yang merupakan ayah kandung Raden Patah.
BACA JUGA :
Orang Tua Tak Perlu Was-was Masukkan Anak ke Pesantren Tahfidz Qur’an yang Paham Ilmu Parenting
Saat Raden Ngudung melakukan pertempuran dengan Kerajaan Majapahit, pasukan Kerajaan Majapahit dipimpin Raden Kusen yang merupakan adik tiri dari Raden Patah. Raden Kusen adalah seorang muslim, yang mengabdi di Kerajaan Majapahit, sebagai Adipati Terung.
Setelah Sunan Ngudung gugur dalam pertempuran tersebut, Raden Patah akhirnya menugaskan putra Sunan Ngudung, yakni Sunan Kudus menjadi panglima perang. Berkat kepemimpnan Sunan Kudus inilah, akhirnya Kesultanan Demak mampu mengalahkan Majapahit yang kala itu sudah berada di bawah kekuasaan Kadiri.
Editor : Pipit Widodo