Rektor Baru dan Profesor Baru UPGRIS Satu Forum dalam Seminar Daring S-2 PBSI

Bagi Suci, seorang pengajar haruslah mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Harus berani mengambil langkah untuk bertransformasi demi menjawab tantagan zaman yang kian bergerak dengan begitu cepat. “Setiap pengajar haruslah pula mampu memadukan berbagai metode dan strategi pembelajaran. Tidak mungkin hanya menggunakan satu atau dua saja. Sebab dari situ selanjutnya dapat diikuti oleh segenap siswa dengan kemampuannya masing-masing, yang tentu berbeda-beda kemampuannya,” ungkapnya.
Dalam pernyataan penutupnya pun Suci menegaskan, bahwasanya pengajar hendaknya seperti yang kiranya disampaikan ini,”Yang akan bertahan itu bukan mereka yang kuat, namun yang adaptif. Sebagai guru atau siswa harus kreatif. Dan untuk kreatif memang harus selalu terbuka menerima sesuatu yang baru. Karena pada hakikatnya kita akan selalu berhadapan dengan perubahan, kalau tidak mau berubah, maka akan tertinggal,” pesannya.
Sementara itu, Harjito menekankan mengenai betapa pentingnya berkomunikasi, untuk menyampaikan segala hal mengenai bidang-bidang yang ditekuni oleh seseorang. “Ini sangatlah penting, bagaimana kecakapan seseorang dalam menyampaikan sesuatu. Belajar dan beradaptasi harus selalu ditingkatkan, perlu diingat-ingat lagi. Karena sejarah (telah) mengingatkan, kalau tidak mampu beradaptasi pasti akan tersingkir,” pungkas Harjito, seorang Kaprodi S-2 PBSI UPGRIS yang gemar bersepeda dan dikenal akrab dengan para mahasiswanya itu.
Editor : Setia Naka Andrian