Pagelaran musim semi tahun ini juga diikuti juga oleh empat pemelajar dari kelas Mahir. Aurelia Marie Vanderwilde, mahasiswi asal Decatur, Georgia, memilih untuk membahas dampak pameran dunia, World Fair, terhadap Indonesia dan Amerika Serikat. Sedangkan Zachary P. Yarosz, yang berprofesi sebagai pegawai Akuarum Nasional di Baltimore, Marryland, mempresentasikan sebuah band dari kota Yogyakarta Bernama Senyawa.
Margot Lederer, konsultan asal Berkeley, California, memberi paparan tentang pemuda milenial Indonesia dalam konteks politik. Sedangkan peserta terakhir dari kelas Mahir, Llaneza Arias, seniman yang berdomisili di Madrid, tertarik untuk memperkenalkan Suku Olmec dan Nusantara.
Aurelia Marie Vanderwilde juga ditunjuk menjadi pembawa acara malam itu bersama rekannya Evan, yang merupakan pemelajar di Kelas Menengah Atas yang tinggal di Virginia.
“Rencananya, program serupa akan dibuka kembali oleh KBRI Washington, D.C., untuk musim gugur yang akan datang,” terang Atdikbud Popy.
Menanggapi para pemelajar, Atdikbud Popy merasa optimis dengan antusiasme dan perkembangan seluruh kelas. “Mereka benar-benar berusaha menampilkan kemampuan berbahasa Indonesia terbaik mereka,” ucap Atdikbud Popy.
Editor : Setia Naka Andrian