Lagi-lagi karena prestasinya, dia bisa masuk ke Kelas Cerdas Istimewa di sekolahnya, sehingga terbebas dari kewajiban membayar SPP.
Perjuangan Novi menjadi guru juga tidak mudah.
“Pada Januari 2019 saya menjalani sidang skripsi. Tetapi karena satu dan lain hal, saya tidak bisa mengikuti yudisium di bulan Februari. Akhirnya saya mencoba melamar menjadi guru wiyata bakti di 15 sekolah di kecamatan saya” kata Novi, Senin (1/8/2022).
Tak kunjung mendapat panggilan akhirnya Novi diterima menjadi guru pendamping khusus di salah satu SD inklusi di Bantul.
Selang dua minggu menjadi guru pendamping ada salah satu SD Negeri di Sanden yang memanggilnya, yaitu SD Tegalsari tempatnya bekerja sekarang.
Novi mendapat tugas untuk menjaga perpustakaan sambil menunggu ada guru yang pensiun di bulan September.
Setelah wisuda, warga Gedongan Srigading Sanden Bantul tersebut mulai menata masa depannya.
Timbullah keinginan menjadi guru sekolah dasar seperti ilmu yang didapatkan di UNY.
Keberuntungan masih menaungi Novi, pada November 2019 pendaftaran CPNS dibuka. Dengan meminta restu orang tua Novi mendaftar sebagai guru SD.
Kembali kebimbangannya muncul dalam menentukan pilihan sebagai guru di SD mana.
Editor : Setia Naka Andrian