“Kedua buku itu adalah buku terbitan tiap semester yang memang dipersiapkan sejak awal, jadi pada akhir perkuliahan akan terbit sebagai produk buku. Saya selalu berupaya serupa itu, sebab bagi saya sederhananya memang apalagi yang dapat bertahan dan berkesan selain produk buku itu sebagai produk hasil proses selepas menempuh mata kuliah tertentu. Paling tidak itu akan menjadi kenangan tersendiri bagi kelas itu, kenangan karya yang berupaya abadi,” tutur Naka, penulis buku puisi Bermula Kembara Bermuara Kendara (2021).
Ema, setelah melalui proses berlatih yang cukup serius, ditambah asupan gizi puluhan buku puisi dari Naka, akhirnya Ema berhasil mendapat peringkat kedua dari ajang Peksimida yang diikuti oleh berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Jawa Tengah. Pada tahun ini untuk penulisan puisi diikuti oleh 35 perguruan tinggi yang mengirimkan satu wakil terbaiknya.
“Saya bilang kepada Ema, agar ia selepas ini tetap berproses. Saya pun bilang kepadanya, semoga pada Peksimida berikutnya kau akan lebih beruntung dan mewakili Jawa Tengah menuju Peksiminas. Sebab saya melihat Ema seperti agak sedih, atau ada perasaan yang entah, ketika Ema tahu total nilai yang ia dapat dari juri hanya selisih satu angka dengan juara satu. Ema mendapatkan nilai 247 dan juara satu mendapat 248. Meski saya percaya melalui proses ini akan membuatnya kian semangat berproses pada kesempatan-kesempatan kemudian. Barangkali jika sekali ikut ini ia langsung mendapat juara 1 mungkin akan beda lagi kisahnya. Saya kira ini sudah tepat, apa yang diberikan Tuhan kepadanya kali ini,” ungkap Naka, yang merasa kaget ketika tahu mahasiswa yang didampinginya itu berasal dari kota lahir dan kota tinggalnya, yakni Kendal.
Editor : Khatim Laela