Bagi Naka, memang Ema terhitung masih sangat belia, ia baru hendak masuk semester 3 pada semester gasal 2022/2023 ini, akan tetapi ia memiliki energi besar dalam berproses. “Dalam waktu tak lama dia saya paksa membaca puluhan buku puisi. Kemudian berkali-kali menulis puisi, diskusi bersama panjang lebar mengenai puisi yang ditulisnya. Dan satu hal yang berupaya saya tanamkan kepada Ema, saya sama sekali tidak ingin membentuknya, akan tetapi berupaya untuk menggerakkannya," tutur Naka.
Bahkan menurut Naka, Ema memang itu tergolong gila. Ema sebenarnya kerap kali menulis cerpen. Akan tetapi dia mengikuti seleksi puisi tingkat kampus, dan akhirnya ia lolos kemudian mewakili kampus. "Ia sebelumnya mengaku sama sekali belum pernah menulis puisi dengan serius seperti yang dilakukannya ketika hendak mengikuti ajang Peksimida ini. Sebelumnya malah ia kerap kali menulis cerpen dan berhasil dimuat di beberapa media massa.
Ema mengaku telah mulai menulis sejak kelas 3 SMP dan berhasil menuliskan cerpen pertama dengan judul “Kenangan di Stasiun Kereta” yang menjadi juara 1 lomba menulis cerita pendek tingkat sekolah dalam rangka hari ulang tahun sekolah menengah pertama tempat ia bersekolah di SMK N 1 Bintan Utara, Kepulauan Riau.
“Saat masih duduk di SMK, saya beberapa kali sempat mengikuti lomba menulis secara online, tapi belum pernah menang. Hanya masuk penulis pilihan saja,” ungkap Ema, perempuan muda yang masih nampak seperti anak sekolahan. Beberapa ajang lomba itu di antaranya Ema telah terpilih menjadi 10 penulis terbaik versi juri pada lomba menulis cerita pendek yang diadakan CV. Saweu Pena Publisher tahun 2017, dengan judul cerpen "Mukena untuk Gadis Kecil". Kemudia masuk dalam 10 Penulis Terpilih pada lomba menulis cerpen bertema “maaf” yang diadakan CV. Saweu Pena Publisher tahun 2018 dengan judul cerpen "Kesalahan Terbesar". Pada 2018, cerpen berjudul "Bayangan dalam Cermin Musholla" tayang di media online Redaksi Kawaca. Pada 2019, ia masuk dalam Penulis Terpilih (kategori 5 naskah terbaik) pada sayembara menulis kisah inspiratif yang diadakan Azizah Publishing dengan judul cerita "Lili yang Tumbuh Diantara Kaktus Berduri".
Editor : Khatim Laela