Menurut Sigit, novel tak perlu harus bertendensi menjadi buku panduan motivasi. Sastra meneropong kehidupan dari sudut pandang yang berbeda dari ilmu-ilmu lain. "Harapan saya ke depan, beranilah menabrak cerita yang umum, buatlah cerita yang semi surealis, tidak hanya realis," tandas Sigit yang juga penerjemah Metamorfosis karya Franz Kafka.
Sementara itu, juri lain, Prof Mudjahirin Thohir mengaku surprise melihat bahwa dua dari 4 peserta KNA masih berusia belasan, bahkan masih duduk di bangku kelas XI di SMAN 1 Weleri. "Saya betul-betul surprise. Di usia mereka, saya belum bisa menulis se lincah mereka, apalagi novel," ujar dosen FIB Undip ini.
Menurut Prof Mudjahirin, terlepas dari karya mereka, apakah masih mentah, masih belum mendekati standard novel baik, tapi proses kreatif mereka patut diapresiasi. Mereka telah memulai sesuatu yang tak banyak orang seusia mereka melakukannya.
"Saya berharap, mereka melanjutkan untuk terus melatih dan berproses. Mereka sudah punya potensi. Tinggal mau melanjutkan dan meningkatkan kualitas mereka atau tidak?" ujar Prof Mudjahirin yang juga pengurus FKUB Jawa Tengah ini.
Editor : Setia Naka Andrian