Selanjutnya, Kepala KBST, Uniawati, mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Buton Selatan, khususnya masyarakat penutur sastra lisan tambi. Ia menyampaikan harapan agar pementasan ini bukanlah akhir, melainkan sebagai awal pelestarian budaya di wilayan Buton Selatan, khususnya di Kadatua. “Kegiatan ini dapat dijadikan percontohan sebagai salah satu bentuk pelestarian bahasa dan sastra daerah di Kadatua bagi sekolah maupun komunitas,” tegasnya.
Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan (Kapusbanglin) Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo mengatakan berdasarkan hasil pemetaan bahasa ditemukan fakta bahwa ada 718 bahasa daerah di seluruh Indonesia. Namun, tidak semua kondisinya aman. “Dari hasil kajian vitalitas kami, tidak semua kondisinya aman. Akan tetapi, ada kondisinya yang mengalami kemunduran, mengalami kepunahan, kritis, hampir punah, dan bahkan terdapat 11 bahasa yang punah,” jelasnya.
Imam juga menyampaikan bahwa kebijakan Kemendikbudristek yang diluncurkan pada tanggal 22 Februari 2022, Merdeka Belajar Episode 17: Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah merupakan kebijakan yang harus dan terus dilaksanakan. “Termasuk juga yang kami dan kita laksanakan di Kecamatan Kadatua dengan mengambil salah satu warisan budaya kita berupa sastra lisan tambi,” paparnya.
Editor : Setia Naka Andrian