Perempuan
Melihat dan membaca karya Syamsul Al Qondaly (SAQ) dalam kumpulan puisi yang bertajuk Senyummu Alamatku, kita tidak sedang berbicara tentang sanjungan atau kritikan semata. Mengkaji buku hijau yang berisi 91 puisi yang semuanya dapat dikatakan puisi cinta ini memberikan kesadaran bahwa kasih, perempuan, serta musim hujan itu adalah sesuatu yang saling bersimbiosis.
Namun demikian, puisi tentang perempuan SAQ ini tidak berisi eksploitasi tentang perempuan, nafsu, atau kisah romantika anak sekolah. Beberapa puisi di awal buku ini kita akan bertemu dengan Martir (h. 1), Satu; Kau dan Aku (h. 3), Sungguh Senyummu Dimekarkan (h. 5), Perempuan yang Memilih Menyimpan Kepedihan Seorang Diri (h. 6), Duka Perempuan (h. 7), dan ditutup dengan puisi Sepasang Mata Perempuan (h. 8-12). Puisi-puisi ini wujud SAQ sangat intensif berbincang tentang kepedulian terhadap perempuan, emansipasi, posisi, kodrat dan ekspresi pembelaan terhadap fisik dan dunia perempuan.
Ada apa dengan perempuan? Mengapa SAQ sangat kental membela perempuan? Beragam pertanyaan pasti hadir mempertanyakan latar dan proses kreatif mengapa ia memilih tema perempuan. Jika boleh menjawab berdasarkan frasa dan makna yang tersuratkan dalam puisi-puisinya, pasti kita menduga, pertama karena SAQ dibesarkan sangat baik dilingkungan yang menghargai perempuan; kedua bisa jadi ia melihat figur ibu dan keluarganya begitu besar terhadap tumbuh kembangnya dia hingga bisa memperoleh banyak ilmu agama dan lainnya; ketiga ia memiliki sosok idola perempuan yang memiliki kapasitas keilmuan, sosial, dan budaya yang oleh karenanya ia sangat menghormatinya; dan terakhir ia mendambakan perempuan yang sempurna dalam hal tertentu seperti akhlak, perilaku, adab, kesantunan, beretika, cerdas, dan tentu saja cantik yang sesuai pandangan SAQ.
Editor : Setia Naka Andrian