Selain itu, kurikulum ini juga lebih fleksibel. Misalnya, bagi peserta didik di jenjang pendidikan SMA, tidak ada lagi program peminatan. Siswa diberi kebebasan memilih mata pelajaran sesuai minatnya. Sedangkan guru mengajar sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah diberi kewenang untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
Saryadi menambahkan, Kurikulum Merdeka lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran yang dilakukan melalui project based learning (PBL), memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif mengeksplorasi isu-isu aktual untuk mendukung pengembangan karakter peserta didik.
Untuk membantu satuan pendidikan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai kondisi satuan pendidikan, Kemendikbudristek telah menyiapkan tiga pilihan jalur, yakni jalur Mandiri Belajar, Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi.
Editor : Setia Naka Andrian